MEMBANGUN KHAZANAH ILMU DAN PENDIDIKAN

Belajar itu adalah perobahan …….

Archive for the ‘Surat Ke Raja-Raja & Khaibar’ Category

Melaksanakan Umrah Qadho

Posted by Bustamam Ismail on November 15, 2010

SETELAH  berjalan  setahun  sejak  berlakunya  isi  perjanjian Hudaibiya Muhammad  dan  sahabat-sahabatnya sudah bebas dapat melaksanakan isi perjanjian  dengan  pihak  Quraisy  itu  guna memasuki  Mekah  dan  berziarah  ke  Ka’bah.  Atas  dasar  itu Muhammad  lalu  memanggil  orang   agar   bersiap-siap   untuk berangkat  melakukan  ‘umrat’l-qadha,  (umrah  pengganti) yang sebelum itu telah teralang.

Dengan mudah  orang  sudah  dapat  memperkirakan  betapa  kaum Muslimin  menyambut  panggilan  itu.  Ada diantara mereka kaum Muhajirin yang sudah  tujuh  tahun  meninggalkan  Mekah,  kaum Anshar  yang  sudah  memang punya hubungan dagang dengan Mekah dan sudah  rindu  sekali  hendak  berziarah  ke  Ka’bah.  Oleh karenanya anggota rombongan itu telah bertambah sampai duaribu orang dari 1400 orang pada tahun yang lalu. Sesuai dengan  isi perjanjian  Hudaibiya tidak seorang pun dari mereka dibolehkan membawa senjata selain pedang tersarung. Tetapi Muhammad masih selalu kuatir akan adanya pengkhianatan. Seratus orang pasukan berkuda  di  bawah  komando  Muhammad  bin  Maslama  disiapkan berangkat  lebih dulu dengan ketentuan jangan melampaui Mekah, dan bila sampai di Marr’z-Zahran  supaya  mereka  menyusur  ke sebuah wadi tidak jauh dari sana.

Read the rest of this entry »

Posted in Surat Ke Raja-Raja & Khaibar | Leave a Comment »

Utusan kepada Raja-Raja dan Khaibar bagian IV.

Posted by Bustamam Ismail on November 8, 2010

A. Surat Rasul untuk Raja Persia

Ada pun Kisra Maharaja  Persia,  begitu  surat  Muhammad  yang mengajaknya menganut Islam itu dibacakan, baginda murka sekali dan surat itu  disobeknya.

Sepucuk  surat  segera  dikirimnya kepada  Bazan,  penguasanya  di  Yaman  dengan perintah supaya kepala itu laki-laki yang di Hijaz  segera  dibawa  kepadanya. Barangkali  menurut perkiraannya ini akan meringankan pengaruh kekalahannya berhadapan dengan Heraklius.

Setelah kata-kata Kisra serta perbuatannya merobek-robek surat itu disampaikan kepada Nabi, ia berkata: “Allah telah merobek-robek kerajaannya.” Ternyata  Bazan  ini  telah  pula  mengirimkan  utusan  dengan sepucuk surat kepada Muhammad dan dalam  pada  itu  Kisra  pun telah  pula  digantikan  oleh  puteranya  Syiruya (Kavadh II).

Peristiwa ini telah diketahui oleh Nabi sehingga sekaligus  ia dapat  memberitahukan  kejadian ini kepada utusan-utusan Bazan itu. Kepada mereka dimintanya pula supaya mereka  ini  menjadi utusan-utusannya  kepada  Bazan  dengan  mengajaknya  menganut Islam. Sebenarnya penduduk Yaman sudah mengetahui bencana yang telah  menimpa Persia itu dan sudah merasa pula akan hancurnya kerajaan itu.  Juga  berita-berita  kemenangan  Muhammad  atas Quraisy  dan  hancurnya  kekuasaan  Yahudi  sudah  pula sampai kepada mereka.

Read the rest of this entry »

Posted in Surat Ke Raja-Raja & Khaibar | Leave a Comment »

Utusan kepada Raja-Raja dan Khaibar bagian III.

Posted by Bustamam Ismail on November 2, 2010

A. Pengepungan Benteng Khaibar

Sekarang  pihak Muslimin mengepung benteng Zubair. Pengepungan ini tampaknya cukup  lama  disertai  dengan  pertempuran  yang sengit  pula.  Sungguh  pun  begitu mereka tidak juga berhasil menaklukkannya. Baru setelah akhirnya saluran air  ke  benteng itu  diputuskan,  pihak  Yahudi  terpaksa  keluar  dan  dengan mati-matian mereka memerangi kaum  Muslimin  sekalipun  mereka itu  akhirnya  lari  juga. Dengan demikian benteng-benteng itu satu demi satu jatuh ke tangan  Muslimin  yang  berakhir  pada benteng  Watih dan Sulalim dalam kelompok perbentengan Katiba, dua buah benteng terakhir yang kukuh dan kuat.

Sejak itulah perasaan putus-asa mulai merayap  ke  dalam  hati mereka.  Kini  mereka  minta  damai.  Semua harta-benda mereka didalam  benteng-  benteng   asy-Syiqq,   Natat   dan   Katiba diserahkan   kepada  Nabi  untuk  disita,  asal  nyawa  mereka diselamatkan.   Permohonan   ini   oleh   Muhammad   diterima. Dibiarkannya  mereka  itu  tinggal  di kampung halaman mereka, yang  menurut  hukum  penaklukan   sudah   berada   di   bawah kekuasaannya.  Mereka  akan mendapat separoh hasil buah-buahan daerah itu sebagai imbalan atas tenaga kerja mereka.

Muhammad  memperlakukan  Yahudi  Khaibar  tidak  sama  seperti terhadap  Yahudi  Banu  Qainuqa dan Banu Nadzir tatkala mereka dikosongkan dari kampung halaman itu;  sebab  dengan  jatuhnya Khaibar ini ia sudah merasa terjamin dari adanya bahaya Yahudi dan yakin pula bahwa mereka samasekali tidak  akan  bisa  lagi mengadakan  perlawanan.  Di  sainping  itu di Khaibar terdapat pula beberapa perkebunan, ladang dan kebun-kebun kurma.  Semua ini  masih  memerlukan  tenaga-tenaga  ahli  yang cukup banyak untuk mengolahnya dan yang akan dapat pula mengurus pengolahan itu    dengan    cara    yang    sebaik-baiknya.    Kendatipun pengikut-pengikut Medinah terdiri dari penduduk yang  bercocok tanam,  tanah mereka pun sangat pula memerlukan tenaga mereka, namun mengingat, bahwa Nabi  juga  sangat  memerlukan  tentara untuk angkatan perangnya, maka ia tidak suka membiarkan mereka semua itu dalam bercocok tanam.  Dalam  pada  itu  orang-orang Yahudi Khaibar tetap bekerja meskipun kekuasaan politik mereka sudah runtuh demikian rupa  yang  juga  mempengaruhi  kegiatan mereka,  sehingga dari segi pertanian dan perkebunan pun cepat sekali Khaibar mengalami kemunduran  dan  kehancuran;  padahal sudah  begitu  baik Nabi memperlakukan penduduk daerah itu, di samping Abdullah b. Rawaha  utusan  Nabi  kepada  mereka  yang cukup  adil,  setiap  tahun  mengadakan pembagian hasil dengan mereka. Read the rest of this entry »

Posted in Surat Ke Raja-Raja & Khaibar | Leave a Comment »

Utusan kepada Raja-Raja dan Khaibar bagian II.

Posted by Bustamam Ismail on October 30, 2010

A. Mengirim surat kepada Raja-Raja pada adalah tindakan da;wah yang sangat berani

Tindakan Muhammad mengirim utusan-utusan itu memang  luarbiasa sekali menakjubkan. Betapa tidak! Belum selang tigapuluh tahun sesudah   itu   daerah-daerah   tempat    Muhammad    mengirim utusan-utusannya  itu  telah  dimasuki  oleh kaum Muslimin dan sebagian  besar  mereka  telah  beragama  Islam.  Akan  tetapi ketakjuban  akan  segera  hilang  bila kita ingat, bahwa kedua imperium raksasa ini, yang telah mengemudikan  jalannya  dunia masa  itu,  dengan  peradabannya  yang telah menguasai seluruh dunia, mereka  ini  saling  memperebutkan  kemenangan  materi, sementara  kekuatan  rohani  keduanya sudah rontok dan hilang.

Persia sendiri sudah terbagi antara paganisma  dan  Mazdaisma. Demikian  juga  agama  Kristen di Bizantium sudah goyah sekali karena adanya pelbagai macam aliran  sekta  dan  golongan.  Ia sudah  tidak lagi merupakan suatu ajaran yang utuh, yang dapat menggerakkan dan memberi tenaga hidup ke dalam  jiwa  manusia. Malahan  ia  sudah  berbalik  menjadi  sekadar upacara-upacara serta  tradisi  yang  dielu-elukan  oleh  pemuka-pemuka  agama kedalam  pikiran  orang-orang  awam  supaya  dapat  mereka itu dikuasai dan diperkuda. Sedang ajaran baru  yang  dibawa  oleh Muhammad  dasarnya adalah kekuatan rohani yang murni. Ia dapat mengangkat martabat  manusia  ke  tingkat  yang  lebih  tinggi sesuai  dengan sifat kemanusiaannya. Apabila materi dan rohani itu bertemu, kepentingan yang bersifat sementara  bertentangan dengan  yang  abadi  sifatnya,  maka  segala  materi  dan yang bersifat sementara itu akan kalah adanya. Read the rest of this entry »

Posted in Surat Ke Raja-Raja & Khaibar | Leave a Comment »

Utusan kepada Raja-Raja dan Khaibar bagian I.

Posted by Bustamam Ismail on October 25, 2010

MUHAMMAD dan kaum Muslimin kembali lagi dari Hudaibiya  menuju Medinah,  setelah tiga minggu persetujuan antara mereka dengan Quraisy itu selesai – yaitu persetujuan yang menyatakan  bahwa untuk  tahun ini mereka tidak akan masuk Mekah, dan baru tahun berikutnya mereka boleh masuk. Mereka kembali  dengan  membawa suatu  perasaan  dalam  hati.  Ada  sebagian mereka yang masih beranggapan bahwa isi  persetujuan  itu  tidak  sesuai  dengan harga diri kaum Muslimin, sampai akhirnya datang Surah al-Fath sementara mereka sedang dalam  perjalanan  itu  dan  Nabi  pun telah  pula membacakannya kepada mereka. Sekarang yang menjadi pikiran Muhammad  selama  tinggal  di  Hudaibiya  dan  setelah kembali  pulang,  ialah  apa  yang  harus  dilakukannya  dalam menambah   ketabahan   hati    sahabat-sahabatnya    disamping memperluas  penyebaran  dakwah.  Akhirnya  ia berpendapat akan mengutus  orang-orang  kepada  Heraklius,  Kisra,   Muqauqis1, Najasyi  (Negus)  di  Abisinia,  kepada Harith al-Ghassani dan kepada penguasa Kisra di Yaman. Bersamaan dengan itu  dianggap perlu sekali menumpas samasekali kekuasaan Yahudi dari seluruh jazirah Arab.

Pada  waktu  itu  ajaran  Islam  sebenarnya   sudah   mencapai kematangannya,  sehingga  ia menjadi suatu agama untuk seluruh umat manusia, yang tidak  lagi  terbatas  hanya  pada  masalah tauhid    serta    segala    konsekwensinya    seperti   dalam masalah-masalah ibadat’ tetapi juga sudah meluas dan  meliputi segala macam kehidupan sosial. Hal ini sesuai dengan kebesaran konsep  tauhid  itu  dan  membuat  pembawanya  dapat  mencapai kematangan  hidup  insani  serta terlaksananya cita-cita hidup yang    lebih    tinggi.    Oleh    karena    itu     turunlah peraturan-peraturan  yang  berhubungan  dengan masalah-masalah kemasyarakatan.

Read the rest of this entry »

Posted in Surat Ke Raja-Raja & Khaibar | Leave a Comment »