MEMBANGUN KHAZANAH ILMU DAN PENDIDIKAN

Belajar itu adalah perobahan …….

Archive for the ‘IBrahim & Isteri cemburu’ Category

Kelahiran Ibrahim Bin Muhammad saw dan Kecemburuan Isteri-Isteri Rasul (bagian kedua)

Posted by Bustamam Ismail on February 3, 2011

1. Dialog Umar dengan isterinya:

Dan Umar berkata “Ketika saya  sedang  dalam  suatu  urusan tiba-tiba isteri saya berkata: ‘Coba kau berbuat begini atau begitu. Jawab saya, ‘Ada urusan  apa  engkau  di sini, dan perlu  apa  engkau  dengan  urusan yang kuinginkan.’ Dia pun membalas,  ‘Aneh sekali engkau,Umar.Engkau tidak  mau ditentang,  padahal  puterimu  menentang Rasulullah s.a.w.sehingga ia gusar sepanjang  hari.  Kata  Umar selanjutnya:

“Kuambil mantelku,lalu aku keluar,pergi menemui Hafsha. ‘Anakku,’ kataku  kepadanya.  ‘Engkau  menentang  Rasulullah s.a.w.  sampai  ia  merasa  gusar  sepanjang  hari?!  Hafsha menjawabnya:  ‘Memang  kami  menentangnya.’  ‘Engkau   harus tahu,’ kataku. ‘Kuperingatkan engkau jangan teperdaya. Orang telah terpesona oleh kecantikannya sendiri dan mengira cinta Rasulullah  s.a.w.  hanya  karenanya.’  Kemudian  saya pergi

Menemui Umm Salama, karena kami masih berkerabat.Hal  ini saya  bicarakan  dengan  dia. Lalu kata Umm Salama kepadaku:

‘Aneh sekali engkau ini,Umar! Engkau sudah  ikut  campur dalam   segala  hal,  sampai-sampai  mau  mencampuri  urusan Rasulullah s.a.w. dengan rumahtangganya!’  Kata  Umar  lagi: ‘Kata-katanya  mempengaruhi  saya  sehingga  tidak jadi saya melakukan apa yang sudah  saya  rencanakan.  Lalu  saya  pun pergi.”

2. Imam Muslim dalam Shohihnya

Muslim  dalam  Shahih-nya  melaporkan, bahwa Abu Bakr pernah meminta  ijin  kepada  Nabi  akan  menemuinya  dan   setelah diijinkan iapun masuk, kemudian datang Umar meminta ijin dan masuk pula setelah  diberi  ijin.  Dijumpainya  Nabi  sedang duduk  dalam keadaan masygul di tengah-tengah para isterinya yang juga sedang masygul dan diam. Ketika itu Umar  berkata: “Saya  akan mengatakan sesuatu yang akan membuat Nabi s.a.w. tertawa. Lalu katanya: ‘Rasulullah, kalau tuan melihat  Bint Kharija3 yang  meminta belanja kepada saya maka saya bangun dan saya tinju lehernya. Maka Rasulullah pun tertawa  seraya katanya:   ‘Mereka  itu  sekarang  di  sekelilingku  meminta belanja! Ketika itu Abu Bakr  lalu  menghampiri  Aisyah  dan ditinjunya  lehernya,  demikian  juga  Umar lalu menghampiri Hafsha dan meninjunya, sambil masing-masing berkata: ‘Kalian minta  yang  tidak  ada  pada  Rasulullah s.a.w.! Mereka pun menjawab: ‘Demi Allah kami  samasekali  tidak  minta  kepada Rasullullah s.a.w. sesuatu yang tidak dipunyainya.” Read the rest of this entry »

Posted in IBrahim & Isteri cemburu | 2 Comments »

Kelahiran Ibrahim Bin Muhammad saw dan Kecemburuan Isteri-Isteri Rasul

Posted by Bustamam Ismail on December 30, 2010

MUHAMMAD kembali ke Medinah selesai ia membebaskan Mekah dan setelah  mendapat  kemenangan di Hunain dan mengepung Ta’if. Dalam hati orang Arab semua sudah nyata dan yakin, bahwa tak ada  yang  akan dapat menandinginya di seluruh jazirah, juga sudah  tak  ada  lagi  lidah  yang   mau   mengganggu   atau mencelanya.  Pihak Anshar dan Muhajirin semua merasa gembira sekali karena Tuhan  telah  membukakan  jalan  kepada  Nabi, membebaskan negeri tempat Mesjid Suci. Mereka gembira karena penduduk Mekah telah beroleh hidayah dengan menganut  Islam, dan orang-orang Arab – dengan kabilahnya yang beraneka ragam itu – telah tunduk dan taat kepada agama ini.

Untuk sekadar  menikmati  adanya  ketenangan  hidup,  mereka semua kembali ke Medinah setelah Muhammad menunjuk ‘Attab b. Asid untuk Mekah di samping Mu’adh b.  Jabal  guna  mengajar orang  memperdalam  agama dan mengajarkan Qur’an. Kemenangan yang  belum  ada  taranya  dalam  sejarah  Arab  ini   telah menimbulkan   kesan   yang   dalam   sekali  di  dalam  hati orang-orang   Arab    itu    semua,    juga    dalam    hati pembesar-pembesar  dan  bangsawan-bangsawan  yang samasekali tidak membayangkan, bahwa pada suatu hari mereka akan tunduk kepada  Muhammad  atau  akan menerima agamanya sebagai agama mereka; dalam hati penyair-penyair, yang  bicara  atas  nama bangsawan-bangsawan  dengan  sekedar mendapatkan simpati dan dukungan sebagai imbalan, atau sekadar  mendapatkan  bantuan dan dukungan kabilah-kabilah; dalam hati kabilah-kabilah di pedalaman, yang biasanya tidak mau  menukarkan  kebebasannya dengan  apa pun, atau akan terbayang dalam pikirannya, bahwa mereka akan tergabung dalam satu panji di luar panji  mereka sendiri  yang khusus atau akan bersedia mati untuk semua itu dalam suatu peperangan sampai habis samasekali. Para penyair dengan sajak-sajaknya, kaum bangsawan    dengan kebangsawanannya dan kabilah-kabilah yang mau mempertahankan kepribadiannya, apa  artinya  semua  itu  dalam  berhadapan dengan kekuatan yang berada di luar kodrat alam  itu,  tiada dapat  dibendung  oleh suatu kekuatan, tiada suatu kekuasaan dapat mengalanginya. Read the rest of this entry »

Posted in IBrahim & Isteri cemburu | Leave a Comment »