Adakah politik dalam pemikiran? Istilah ini boleh jadi akan dianggap sebagaian orang sebagai istilah yang terlalu bombastis. Namun kasus di bawah ini menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya politik pemikiran itu sangat nyata.
Ketika segelintir ulama dan cendekiawan Muslim menolak Rancangan Undang-undang Anti Pornoaksi dan Pornografi (RUU-APP), mereka sesungguhnya tidak hanya membenarkan gambar-gambar dan tarian atau goyang tabu (baca porno), atau bicara masalah halal-haram, moralitas atau akhlak bangsa. Mereka, sesungguhnya tengah memasarkan sebuah paham relativisme, hedonisme dan kebebasan (liberalisme).
Ketika Aminah Wadud menjadi imam Jum’at di sebuah gereja di Amerika, ia tidak sedang mengaplikasikan ijtihad fiqhiyyah-nya. Ia sesungguhnya tengah memasarkan sebuah paham gender dan feminisme.